Jumat, 28 Maret 2008

Cashflow Quadrant

Cashflow Quadrant

Perbedaan utama seorang E, S dan seorang B, I adalah :
Bahwa seorang E, S tidak dapat meninggalkan pekerjaan atau usahanya dalam waktu yang lama, sedangkan seorang B, I dapat meninggalkan bisnisnya dalam waktu yang relatif lama karena aset-lah yang bekerja untuknya.

CONTOH SEORANG ”E” (Employee)
Konsepnya : You make money for your boss
Mari kita ambil contoh yang pada umumnya terjadi di masyarakat, yaitu seorang karyawan perusahaan. Apabila seorang karyawan perusahaan tidak dapat bekerja karena alasan sakit atau usia lanjut, maka seorang karyawan tadi tidak akan mendapatkan uang / gaji mereka yang berasal dari perusahaan

CONTOH SEORANG ”S” (Self employee)
Konsepnya : You make money for yourself
Mari kita ambil contoh seorang dokter. Apabila seorang dokter tidak praktek karena alasan kesehatan, usia lanjut, atau karena adanya bencana yang mengakibatkan seorang dokter tidak bisa membuka prekteknya, maka dokter tersebut tidak akan mendapatkan penghasilan.

CONTOH SEORANG ”B” (Business)
Konsepnya: System make money for you
Mari kita ambil contoh seorang pemilik waralaba ayam goreng Apabila pemilik waralaba tersebut ingin berlibur ke luar negeri selama satu bulan hingga beberapa tahun, maka bisnisnya akan tetap berjalan dan menghasilkan uang karena telah memiliki sistem yang telah terbukti dapat berjalan dengan sistem yang ada dan karyawannya.
Ada 3 cara membangun kuadran bisnis:1. Perusahaan konglomerasi2. Franchise atau bisnis waralaba3. Personal franchise atau Multi Level Marketing

CONTOH SEORANG ”I” (Investment)
Konsepnya : Money make money for you
Mari kita ambil contoh seorang pemilik saham di perusahaan perusahaan besar . Walaupun seorang pemilik saham sama sekali tidak mengurus perusahaan tempat ia berinvestasi, ia tetap akan mendapatkan penghasilan misalnya dalam bentuk dividen. Contoh lain : bila kita menginvestasikan uang kita dengan membeli sebuah rumah, lalu kita menyewakan rumah itu kepada orang lain, maka kita akan tetap mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang sewa rumah walaupun kita tidak bekerja.

KUADRAN MANA YANG ANDA INGINKAN ?
KUADRAN KIRI : SEMAKIN KAYA, SEMAKIN SIBUK DAN FINANSIAL ???
KUADRAN KANAN : SEMAKIN KAYA, SEMAKIN BEBAS WAKTU DAN BEBAS FINANSIAL

Rabu, 12 Maret 2008

Kisah Pipo dan Embro

Apa pun yang Anda putuskan, ingatlah ini. Kebebasan finansial memang bebas, tapi tidak murah. Kebebasan mempunyai harga… dan bagi saya hal itu sepadan dengan harganya. Rahasia besarnya adalah ini: UNTUK MENJADI BEBAS SECARA FINANSIAL TIDAK DIBUTUHKAN UANG MAUPUN PENDIDIKAN FORMAL YANG TINGGI. JUGA TIDAK PERLU BERISIKO. SEBALIKNYA, HARGA KEBEBASAN DIUKUR DENGAN IMPIAN, HASRAT, DAN KEMAMPUAN MENANGGULANGI KEKECEWAAN YANG KITA ALAMI SAAT BERUPAYA MERAIHNYA. Apakah Anda rela membayar harganya? (The Cashflow Quadrant, hal.65 baris 22-26. Robert T. Kiyosaki bersama Sharon L. Lechter C.P.A)

Ada satu kisah yang ditulis Robert T.Kiyosaki sebagai ilustrasi awal dalam bukunya tentang Cashflow Quadrant, tempat anda memetakan langkah anda. Apakah anda employee,self-employed, business owner ataukah investor ? ilustrasi awal yang dipaparkan kurang lebih (versi saya) demikian :

Ada sebuah desa kecil nan indah, sebuah tempat yang menyenangkan, namun desa itu mempunyai masalah karena sepanjang tahun desa akan mengalami kekeringan kalau tidak turun hujan.

Akhirnya diadakanlah sebuah sayembara untuk pengadaan air sepanjang tahun di desa tersebut, sumber airnya berasal dari sebuah danau yang berjarak satu setengah kilometer dari danau.Tersebutlah dua orang yang mendaftar pada sayembara tersebut, Pipo dan Embro. Dua orang ini tentunya saling bersaing.

Embro langsung berlari membeli dua ember baja, dia mulai berlari bolak-balik mengambil air dari danau untuk memenuhi kebutuhan air penduduk desa. Dalam tangki air yang terbuat dari beton dia tuangkan isi embernya, untuk setiap ember air yang dia tuang dia mendapatkan 1 penny. Dia harus bekerja keras untuk memastikan penduduk desa tercukupi kebutuhan airnya. Embro melakukan pekerjaan ini setiap hari walaupun hari libur.

Di lain pihak Pipo juga melakukan hal yang sama dengan Embro, namun karena fisiknya tidak terlalu kuat maka dia tidak mengambil air sebanyak Embro. Pipo hanya mengambil air secukupnya. Apabila ia merasa penghasilannya sudah cukup untuk meenuhi kebutuhan hidupnya maka ia pun akan berhenti mengambil air dari danau dan ia pun tidak mengambil air pada hari libur.

Beberapa waktu pun berlalu. Embro mulai mendapatkan penghasilan yang besar karena ia sangat sering mengambil air dari danau dan tentunya dia merasa sangat senang. Ia mulai membeli berbagai barang bagus yang diinginkannya dan hidup dengan berfoya - foya. Ia merasa sangat beruntung bisa mendapatkan pekerjaan ini.

Sebaliknya Pipo mulai merasa lelah dan ia menyadari bahwa ia tidak mungkin melakukan tugas mengangkat air ini selama - lamanya. "Bagaimana kalau suatu saat saya sakit atau ketika saya sudah tua? saya pasti tidak akan bisa mengangkat air lagi" pikir Pipo. "Lalu Bagaimana dengan kebutuhan hidup saya?" pikir Pipo lagi. Pipo pun berpikir untuk mencari jalan keluarnya. Dia terus berpikir dan berpikir, akhirnya ia menemukan suatu ide yang menurutnya sangat bagus yaitu membangun "SALURAN PIPA" untuk mengalirkan air dari danau ke desa. Suatu hari ketika saluran pipa itu selesai maka ia tidak perlu lagi mengangkat air dari danau ke desa, namun ia akan tetap mendapatkan penghasilan walaupun ia sakit atau menjadi tua karena pipa itu akan mengalirkan air ke desa, mengalirkan uang ke kantongnya.

Pipo pun memberitahukan ide ini kepada Embro dan mengajaknya bekerja sama untuk membangun saluran pipa. Namun bukannya mau menerima ajakan Pipo, Embro malah mengatakan ia sudah gila. "Kamu sudah gila?, kamu mengajak saya untuk membangun saluran pipa yang tak berguna itu?" kata Embro. "Kamu hanya iri pada saya karena kamu tidak memiliki penghasilan seperti saya. Saya sudah sangat puas dengan kondisi saya sekarag ini. saya tidak akan mengikuti ide gila kamu itu" tambah Embro

Akhirnya Pipo membangun saluran pipa itu sendirian. Pipo tetap mangambil air dari danau ke desa. Setiap ada waktu luang atau hari libur dia selalu menggunakannya utuk membangun saluran pipa itu sedikit demi sedikit . Pipo menggunakan sebagian uangnya untuk membeli barang barang untuk membangun saluran pipa itu. Embro dan penduduk desa mengatakan bahwa ia sudah gila dan kurang kerjaan. Sudah memiliki pekerjaan yang jelas kenapa masih mengerjakan sesuatu yang tidak jelas seperti itu, buang buang uang saja.

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berlalu, tahun pun berganti namun Pipo tetap tekun membangun saluran pipa itu walaupun dia menghadapi berbagai kendala dan selalu dicemooh penduduk desa . Akhirnya pada suatu hari saluran pipa itu jadi juga.

Pada launching saluran pipanya ini, Pipo mengumumkan bahwa airnya lebih bersih karena dia tau banyak orang yang mengeluhkan kebersihan air yang diambil Embro, ia mampu memasok air selama 24 jam sehari tanpa henti selama 7 hari seminggu dengan melihat peluang bahwa Embro hanya mampu memasok pada jam-jam kerja saja namun tidak pada malam hari , ia memberikan biaya 75 % lebih murah dibandingkan Embro.

Agar mampu bersaing, Embro rupanya menurunkan harga hingga 25 % dan membeli dua ember lagi, dia kemudian mempekerjakan dua anak laki-lakinya untuk bergiliran bekerja pada malam hari dan akhir pekan, ketika anaknya mulai di perguruan tinggi dia berpesan kepada mereka untuk segera kembali karena usaha ini akan menjadi milik mereka, namun ternyata mereka lebih memilih meninggalkan ayahnya.

Demikian akhirnya Embro hanya mampu memperoleh satu penny untuk satu ember air yang dia ambil. Ketika Embro menjadi tua dan mulai sakit sakitan ia tidak sanggup lagi untuk mengambil air dari danau dan ia pun mulai mengalami berbagai masalah finansial. tapi Pipo mengirimkan miliaran ember air tiap harinya. Dia telah membangun saluran air bagi desa sekaligus saluran uang bagi dirinya. Embro bekerja keras sepanjang hidupnya dan hidup menderita di akhir hidupnya sedangkan Pipo hidup bahagia selamanya.

Seperti dalam buku sebelumnya Robert T.Kiyosaki menuliskan bahwa ayah kaya menyarankan anaknya untuk lulus sekolah, bangun usaha, dan menjadi penanam modal yang berhasil, dia lebih mengarahkan anaknya untuk menjadi Business owner dan Investor. Sementara ayah miskin akan menganjurkan anaknya menjadi Employee dengan bayaran tinggi atau Self employed dengan berpenghasilan tinggi, dia akan mementingkan anaknya untuk memperoleh slip gaji yang teratur, tunjangan dan keamanan bekerja, inilah sebabnya dia menganjurkan anaknya untuk bekerja sebagai pegawai pemerintah yang berpenghasilan tinggi dan berpendidikan tinggi. Bagaimana degan anda ?